Sunday 14 May 2017

Pemrosesan Informasi Dalam Belajar Forex


UNTUK DOWNLOAD ARQUIVO INI SILAHKAN DISINI TEORI BELAJAR PEMROSESAN INFORMASI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Belajarbloggerimgblank. gif Dosen Pengampu. Drs. Sukirman, M. Si Drs. Istyarini KELOMPOK VII Disusun Oleh: Bachtiar Dwi y (1102410006) Fatikhatun Najikhah (1102410043) Abdul Rozaq (1102410058) Umi Kulsum (1102410065) TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang Kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oley siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari por siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar dari suatu hal tersebut nampak sebagai perilaku belajar yang nampak dari luar. Pengertian dari belajar sangat beragam, banyak dari para ahli yang mengartikan secara berbeda-beda definisi dari belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan. Tentu saja dalam proses belajar terdapat teori 8211 teori yang memunculkan adanya belajar. Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori 8211 teori belajar sebagai temuan mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era globalisasi telah membawa berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori 8211 teori belajar yang baru guna menyempurnakan teori 8211 teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita sebagai insan tak bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada sebelumnya. Adapun teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu. Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat. Dengan bermunculnya teori 8211 teri yang baru akan menyempurnakan teori 8211 teori yang sebelumnya. Berbagai teori belajar dapat dikaji dan diambil manfaat dengan adanya teori tersebut. Tentunya setiap teori belajar memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak jarang dalam setiap teori belajar juga terdapat kritikan 8211 kritikan untuk penyempurnaan teori tersebut. Dalam hal ini, penulis akan mengkaji salah teori belajar pemrosesan informasi. B. Rumusan Masalah 8226 Sejarah teori belajar Robert Gagne muncul 8226 Teori Pemrosesan Informasi sobre Robert Gagne. C. Tujuan Adapun tujuan dengan disusunnya makalah ini adalah untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiswa mahasiswi tentang pemikiran teori pemrosesan informasi lebih mendalam tentang teori belajar yang dikemukakan oleh Robert Gagne. D. Manfaat Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita mengenai teori 8211 teori belajar yang ada saat ini, khususnya teori belajar pemrosesan informazã Robert Robert Gagne. A. Sejarah Teori Belajar Robert Gagne Robert Mills Gagne dilahirkan pada 21 Ogos 1916 di North Andover, Sejarah modelo pemprosesan maklumat (MENGIKUT PANDANGAN TOKOH) modelo pengajaran pemerosesan. Peringkat-peringkat Robert Gagne (1985) adalah seperti rumusan tentang pengertian Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Robert M. Gagne, Menurut gagne belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi, Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa condição de aprendizagem. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam piloto de treinamento AU Amerika. Ia kemudian mengembangkan konsep Robert M Gagne, Jerome Seymour Bruner, Albert Bandura dan Lev Vygotsky merupakan tokoh-tokoh penting yang telah mencetuskan berbagai teori pembelajaran dan memberi sumbangan yang besar dalam dunia pendidikan. Teori informasi psikologi muncul dari temuan dan modifikasi dari teori matematika, yang disusun oleh para peneliti untuk menilai dan meninngkatkan penggiriman pesan. Pembelajaran di kelas merupakan teori proses informasi yang berkaitan secaara langsung dengan proses kognitif. Teori informasi memberikan persfektif baru pada pengolahan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Dalam teori pengolahan informasi terdapat persepsi, pengkodean, dan penyimpanan di dalam memori jangka panjang. Teori ini mengajarkan kepada siswa siasat untuk memecahkan masalah. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam treinamento Adalah Edgar Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran moderno. Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience). Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup. Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini. Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak. (Pada titik ini sejarah psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap konsep alma da mente. B. Teori Pemrosesan Informasi sobre Robert Gagne Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif Dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi interno dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi interno yaitu keadaan dalam diri individu yang Diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi (2) pemaham Um (3) pemerolehan (4) penyimpanan (5) ingatan kembali (6) generalisasi (7) perlakuan dan (8) umpan balik. Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi e dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera. Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasi penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam registrar penginderaan, maka dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan registre penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan. Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Kedua, Seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, (Slavin, 2000: 176).Interpretasi seseorang terhadap rangsangan dikatakan sebagai persepsi. Persepsi dari estímulo tidak langsung seperti penerimaan estímulo, karena persepsi dipengaruhi status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan banyak faktor lain. Informasi yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan ditransfer ke komponen kedua dari sistem memori, yaitu memori jangka pendek. Memori jangka pendel adalah sistem penyimpanan informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik. Satu cara untuk menyimpan informasi dalam memori jangka pendel adalah memikirkan tentang informasi itu atau mengungkapkannya berkali-kali. Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori tempat menyimpan informasi untuk periode panjang. Tulving (1993) dalam (Slavin, 2000: 181) membagi memori jangka panjang menjadi tiga bagian: 1. memori episodik, yaitu bagian memori jangka panjang yang menyimpan gambaran dari pengalaman-pangalaman pribadi kita, 2. memori semantik, yaitu suatu bagian dari memori Jangka panjang yang menyimpan fakta dan pengetahuan umum, 3. memoriza adenção prosedural memori yang menyimpan informasi tentang bagaimana melakukan sesuatu. Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya 8220lupa8221. Ketiga komponen tersebut adalah. 1. Receptor Sensorial (SR) Receptor Sensorial (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti. 2. Memória de trabalho (WM) Memória de trabalho (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. Artinya agar informeasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasi tidak melebihi kapasitas desampando melakukan pengulangan. 3. Memória de longo prazo (LTM) Memória de longo prazo (LTM) diasumsikan 1) berisi semua pengetahuan yan telah dimiliki individu, 2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, 3) sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan lupa pada tahapan ini disebabkan por kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali informasi yang diperlukan. Sejalan dengan teori pemrosesan informasi, Ausubel (1968) mengemukakan bahwa perolehan pengetahuan baru merupakan fungsi srtuktur kognitif yang telah dimiliki individu. Reigeluth dan Stein (1983) mengatakan pengetahuan ditata didalam struktur kognitif secara hirarkhis. Ini berarti pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh individu dapat mempermudah perolehan pengetahuan baru yang rinci Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (codificação), diikuti dengan penyimpanan informasi (armazenamento), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi - Informasi yang telah disimpan dalam ingatan (recuperação). Ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusuran bergerak secara hirarkhis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan diperoleh. Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses interna yang mencakup beberapa tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses interno dalam kegiatan belajar adalah. 1.Menarik perhatian 2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa 3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar 4. Menyajikan bahan peransang 5. Memberikan bimbingan belajar 6. Mendorong unjuk kerja 7. Memberikan balikan informativo 8. Menilai unjuk kerja 9. Meningkatkan retensi dan alih Belajar Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan informasi. uma. Cara berpikir yang berorientasi pada proses leboh menonjol b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai e. Adanya transferência belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya f. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individu g. Balikan informativ memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan. BAB III PENUTUP Kesimpulan: Adanya psikologi proses informasi tidak bisa dilepaskan dari pada teori-teori belajar sebelumnya, baik itu asosianistik, kognitif maupun yang lain. Namun pada kenyataannya dalam teori psikologi prosesn informasi ini secara jelas menyatakan dengan jelas tentang aspek kognitif dari pada aspek behavioristiknya. Terbukti dalam bukunya Olson dan Hergenhahn ini menunjukkan proses informasi itu sendiri yang terdiri dari input, proses dan output. Dan proses ini lebih menunjukkan pengolahan pada proses yang terjadi dalam memory. Sehingga kemudian kekuatan memory ini dibagi menjadi dua yaitu memória jangka pendek da memória jangka panjang. Ini kemudian muncul bahwa dalam suatu memória ada yang hanya mampu menampung informasi dalam jangka waktu tertentu DAFTAR PUSTAKA Dabutan, Jelarwin. 2008. Estratégia Pembelajaran Quantum Teaching from Quantum Learning. Conectados. E-dukasiartikelindex. phpid75. C. Asri Budiningsih. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta. FIP UNY Suciati. 2001. Teori Belajar dan Motivasi. Jacarta. Unversitas Terbuka (PAU-PPAI-UT) Artikel Catatan Kuliah Ari Perwira kuliah. ariperwira. co. ccTeori Pemrosesan Informasi Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, dikembangkan modelo berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan menggambarkan cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi. Modelo belajar pemrosesan informasi Anita E. Woolfolk (Parkay amp Stanford, 1992) disajikan melalui skema yang dikutip berikut ini. Gambar 1. Skema pemrosesan informasi Modelo belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut modelo kognitif processamento de informações. Karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf struktural sistem informasi, yaitu: 1) Registo de ingestão de atau sensorial. Informasi masuk ke sistem melalui registo sensorial, tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk ke memória de trabalho yang digabungkan dengan informasi di memória de longo prazo. 2) Memória de trabalho. Pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di memória de trabalho, dan di sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan memória de trabalho sangat terbatas kapasitas isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara arepak. 3) Memória de longo prazo. Yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik. Kelemahannya adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya. Daisumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan informasi ke dalam memória de longo prazo (materi memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan masalah (materi kreativitas). Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan dalam memori jangka panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara hirarkis. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi. Pemahaman berkenaan dan dipengaruhi oleh interpretasi terhadap estímulo. Faktor stimulus adalah karakteristik por elemen-elemen desain pesan seperti ukuran, ilustrasi, teks, animasi, narasi, warna, musik, serta video. Studi tentang bagaimana informasi diidentifikasi, diproses, dimaknai, dan ditransfer dalam e dari memorandos kerja untuk disimpan dalam memori jangka panjang mengisyaratkan bahwa pendensainan pesan merupakan salah satu topik utama dalam pendesainan multimedia instruksional. Dalam konteks ini, desain pesan multimedia berkenaan dengan penyeleksian, pengorganisasian, pengintegrasian elemen-elemen pesan untuk menyampaikan sesuatu informasi. Penyampaian informasi bermultimedia yang berhasil akan bergantung pada pengertian akan makna yang dilekatkan pada estímulo elemen-elemen pesan tersebut. Proses penyeleksian, pengorganisasian, serta pengintegrasian elemen-elemen informasi tersebut disajikan oleh Gambar 2. Dalam mengartikan penyampaian informasi dengan multimedia perlu dibedakan apa yang disebut dengan media pengantar, desain pesan, serta kemampuan sensorik. Media pengantar mengacu pada sistem yang dipakai untuk menyajikan informasi, misalnya media berbasiskan media cetakan atau media berbasiskan komputer. Desain pesan mengacu pada bentuk yang digunakan untuk menyajikan informasi, misalnya pemakaian animasi atau audio. Kemampuan sensorik mengacu pada jalur pemrosesan informasi yang dipakai untuk memproses informasi yang diperoleh, seperti proses penerimaan informasi visual atau auditorial. Sebagai contoh, suatu paparan tentang bagaimana sistem sesuatu alat bekerja dapat dipresentasikan melalui teks tertulis dalam buku atau melalui teks di layar komputer (dua media yang berbeda), dalam bentuk rangkaian kata-kata atau kombinasi kata-kata dan gambar (dua desain pesan yang berbeda ), Atau dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan (dua sensorik yang berbeda). Sebenarnya istilah desan pesan mengacu pada proses manipulasi, atau rencana manipulasi dari sebuah pola tanda yang memungkinkan untuk mengkondisi pemerolehan informasi. Penelitian telah menemukan bukti bahwa desain pesan yang berbeda pada multimídia instruksional mempengaruhi kualitas performansi (Pranata, 2004). Beberapa teori yang melandasi perancangan desain pesan multimídia instrumental ialah teori pengkodean ganda, teori muatan kognitif, dan teori pemrosesan ganda. Menurut teori pengkodean ganda manusia memiliki sistem memori kerja yang terpisah untuk informasi verbal dan informasi visual, memori kerja terdiri atas memori kerja visual dan memori kerja auditori. Teori muatan kognitif menyatakan bahwa setiap memori kerja memiliki kapasitas yang terbatas. Sedangkan teori pemrosesan ganda menyatakan bahwa penyampaian informasi lewat multimedia instruksional baru bermakna jika informasi yang diterima diseleksi pada setiap penyimpanan, diorganisasikan ke dalam representasi yang berhubungan, serta dikoneksikan dalam tiap penyimpanan (periksa Gambar 2). Temuan-temuan penelitian (Pranata, 2004) telah menguji kebenaran teori pengkodean ganda (teoria de codificação dupla): terdapat dua buah saluran pemrosesan informasi yang independente yaitu pemrosesan informasi visual (atau memori kerja visual) dan pemrosesan informasi verbal (atau memori kerja verbal) Kedua memori kerja tersebut memiliki kapasitas yang terbatas untuk memroses informasi yang masuk. Hal terpenting yang dinyatakan oleh teori muatan kognitif adalah sebuah gagasan bahwa kemampuan terbatas memori kerja, visual maupun auditori, seharusnya menjadi pokok pikiran ketika seseorang hendak mendesain sesuatu pesan multimídia. Teori belajar yang oleh Gagne (1988) disebut dengan Information Processing Learning Theory. Teori ini merupakan gambaran atau modelo dari kegiatan di dalam otak manuscrito de saat memroses suatu informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga Modelo de processamento de informação por Lefrancois atau Modelo Pemrosesan Informasi. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi interno dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi eeeeeeeeeeeeeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaae Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (5) ingatan kembali Beberapa modelo telah dikembangkan di antaranya por gagne (1984), Gage dan Berliner (1988) serta Lefrancois, yang terdiri atas tiga macam ingatan yaitu: memória sensorial atau Ingatan Inderawi ( II), Ingatan Jangka Pendek (IJPd) atau memória de trabalho de curta duração, Ingatan Jangka Panjang (IJPj) atau memória de longo prazo. Modelo de Berdasar ketiga modelo tersebut dapat dikembangkan diagrama pemrosesan informasi berikut ini: INGATAN JANGKA PANJANG (IJPj) Sebagaimana terlihat pada diagram di atas, suatu masukaninformasi yang terdapat pada stimulus atau rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut menurut Lefrancois akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut memória sensorial atau ingatan inderawi. Berdasar pada apa yang dipaparkan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa, seperti yang telah sering dialami para guru dan telah dinyatakan dua orang siswa di bagian awal tulisan ini, pesan atau keterangan yang disampaikan seorang guru dapat hilang seluruhnya para ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut Terkategori sebagai ingatan inderawi. Alasanya, seperti sudah dipaparkan tadi, Ingatan Inderawi hanya dapat bertahan di dalam pikiran manuscrito selama tidak lebih dari satu detik saja. Pertanyaan penting yang dapat dimunculkan adalah: Bagaimana caranya agar informasi atau keterangan seorang guru tidak akan hilang begitu saja dari ingatan siswa Ingatan Jangka Pendek (IJPd) Suatu informasi baru yang mendapat peratian siswa, tentunya akan berbeda dari informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. A atenção ao estímulo, as informações representadas por esse estímulo se destinam a memória de curto prazo ou à memória de trabalho. Quando comparado com um estímulo, as informações representadas por esse estímulo se destinam a memória de curto prazo ou à memória de trabalho. Page 4 Suatu informasi baru yang mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai IJPd sebagaimana dinyatakan Gage dan Berliner (1988, p.285) Jelaslah bahwa IJPd adalah setiap Ingatan Inderawi yang stimulusnya mendapat perhatian dari seseorang. Dengan kata lain, IJPd tidak akan terbentuk di dalam otak siswa tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi tersebut. IJPd ini menurut Lefrancois dapat bertahan relatif jauh lebih lama lagi, yaitu sekitar 20 detik. Sebagai akibatnya, pengetahuan tentang perbedaan antara kedua ingatan ini lalu menjadi sangat penting untuk diketahui para guru dan diarapkan akan dapat dimanfaatkan selama proses pembelajaran di kelasnya. Sekali lagi, perhatian para siswa terhadap informasi atau masukan para o guru akan sangat menentukan diterima tidaknya suatu informasi yang disampaikan para guru tersebut. Karenanya, untuk menarik perhatian para siswa terhadap bahan yang disajikan, di samping selalu memotivasi siswanya, seorang guru pada saat yang tepat sudah seharusnya mengucapkan kalimat seperti: Anak-anak, bagian ini sangat penting. Tidak hanya itu, aksi diam seorang guru ketika siswanya ribut, mencatat hal dan contoh penting di papan tulis, memberi kotak ataupun garis bawah dengan kapur warna untuk materi essensial, menyesuaikan intonasi suara dengan materi, memukul rotan ke meja, sampai menjewer telinga merupakan usaha - Usaha yang patut dihargai dari seorang guru selama proses pembelajaran untuk menarik perhatian siswanya. Namun hal yang lebih penting lagi adalah bagaimana menumbuhkan kemauan dan motivasi dari dalam diri siswa sendiri, sehingga para siswa akan mau belajar dan memperhatikan para gurunya selama proses pembelajaran sedang berlangsung. Ingatan Jangka Panjang (IJPj) Mengapa Ibukota Indonesia jauh lebih mudah diingat daripada Ibukota Negeria Untuk menjawabnya, perlu disadari adanya suatu kenyataan bahwa Jakarta jauh lebih sering disebut dan didengar namanya daripada Lagos misalnya dari buku, pembicaraan, televisi, ataupun koran. Karenanya, Jakarta sebagai Ibukota Indonésia kemungkinan besar sudah tersimpan di dalam IJPj. Informasi yang sudah tersimpan di dalam IJPj ini sulit untuk hilang, sehingga Jakarta dapat diingat dengan mudah. Jelaslah bahwa IJPj adalah IJPD yang mendapat pengulangan. Kata lainnya IJPj tidak akan terbentuk tanpa adanya pengulangan. Dapatlah disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata kunci dalam proses pembelajaran. Karenanya, latihan selama di kelas atau di rumah merupakan kata kunci yang akan sangat menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu pengetahuan yang diingat dalam jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya, ada guru berpengalaman yang menyatakan kepada siswanya bahwa akan jauh lebih baik untuk belajar 6 10 menit daripada 1 60 menit. Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting yang harus diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa dengan mudah adalah: 1. Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada sesuatu yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17081945. 2. Hal-hal Yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan 4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut yang sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49. 3. Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada sesuatu yang tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para siswa akan memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan jalan ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya akan terjadi juga, yaitu suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para guru.

No comments:

Post a Comment